Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. ADAB ISLAM
  4. Adab Kepada Allah

Allah Gembira karena Taubat Hamba-Nya

 Allah Gembira karena Taubat Hamba-Nya

Oleh: DR. Mushthafa Al-`Adawi

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—bersabda, "Allah sangat gembira menerima tobat setiap kalian, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang." [HR. Muslim]

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—juga bersabda, "Allah merasa gembira karena tobat seorang hamba yang beriman melebihi kegembiraan seseorang yang sedang berada di gurun sahara mencekam dengan ditemani hewan tunggangannya yang berisi perbekalan makanan dan minumannya. Orang itu kemudian tertidur, dan ketika terbangun, ternyata hewan tunggangannya telah pergi dengan membawa semua perbekalan makanan dan minumannya. IA berusaha mencari hewan itu ke sana kemari, hingga ia merasa kehausan. Setelah itu, ia pun berkata, 'Sebaiknya aku kembali saja ke tempat tidurku semula sampai aku mati'. Orang itu pun kemudian membaringkan tubuhnya dengan meletakkan kepalanya di atas lengannya dan sudah siap untuk mati. Ketika ia terbangun, ternyata hewan tunggangannya itu telah berada di sampingnya dengan membawa kembali semua bekal makanan dan minumannya. Sungguh kegembiraan Allah karena tobatnya seorang hamba-Nya yang beriman melebihi kegembiraan orang ini ketika mendapatkan kembali hewan tunggangan dan perbekalannya." [HR. Muslim]

Dalam versi lain yang diriwayatkan dari Anas—Semoga Allah meridhainya, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—bersabda, "Allah lebih gembira karena tobat hamba-Nya melebihi salah seorang dari kalian yang mendapatkan kembali hewan tunggangannya yang telah hilang di padang yang luas." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Dalam redaksi riwayat Muslim, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wa sallam—bersabda, "Sungguh kegembiraan Allah karena tobat hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang kalian yang membawa hewan tunggangannya di sebuah padang pasir yang luas, namun tiba-tiba hewan tersebut lepas, padahal di atasnya ada makanan dan minumannya, hingga akhirnya ia merasa putus asa untuk menemukan hewan itu kembali. Kemudian ia beristirahat di bawah pohon dalam keadaan putus asa. Ketika ia dalam kondisi seperti itu, tiba-tiba ia melihat hewan itu sudah berdiri di sampingnya. Ia pun segera mengambil tali kekang hewan itu seraya berkata, 'Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu'. Dia salah ucap karena demikian gembiranya." [HR. Muslim]

[Dikutip dari kitab "Al-Istighfâr", karangan Syaikh Mushthafa Al-`Adawi]

Artikel Terkait