Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Islam
  5. Puasa

Keistimewaan-keistimewaan Bulan Ramadhan

Keistimewaan-keistimewaan Bulan Ramadhan

Oleh: Abdullâh ibnu Shâlih Al-Qushayyir

Puasa memiliki keutamaan-keutamaan yang agung, dan kesudahan-kesudahan yang mulia, yang salah satu sisinya sudah pernah disinggung sebelumnya. Oleh karena itu Allah—Subhânahu wata`âlâ—mewajibkan puasa kepada hamba-hamba-Nya selama sebulan penuh dalam setahun. Allah—Subhânahu wata`âlâ—mewajibkan puasa kepada mereka, sebagaimana Dia telah mewajibkannya kepada orang-orang sebelum mereka. Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah berfirman (yang artinya): "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." [QS. Al-Baqarah: 183]

Allah—Subhânahu wata`âlâ—menjadikan puasa Ramadhan sebagai suatu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, dengan syarat-syaratnya yang telah ditetapkan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran dan Sunnah. Ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah yang selalu dibutuhkan oleh manusia. Karena dengan melaksanakan puasa seseorang akan mendapatkan manfaat yang besar, dan kesudahan yang baik. Selain itu puasa juga akan mendatangkan kebaikan di dalam jiwa, kekuatan dalam menegakkan kebenaran, dan kemampuan untuk meninggalkan kemungkaran serta berpaling dari kebatilan.

Di antara keistimewaan yang Allah berikan kepada bulan Ramadhan adalah apa yang disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang berbunyi, "Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka." [HR. Al-Bukhâri]

Terdapat juga hadits serupa yang diriwayatkan dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya—ia berkata, "Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, 'Apabila masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syetan-syetan dirantai."

Di situ disebutkan dengan jelas berita-berita gembira di bulan Ramadhan bagi orang-orang yang beriman, yaitu berupa banyaknya amal kebaikan yang dapat mengantarkan mereka ke surga, dimudahkannya bagi mereka berbagai sebab yang dapat membantu mereka untuk melakukan amal shalih dan melipatgandakannya, serta Allah telah menjadikan bagi mereka faktor-faktor yang dapat membuat mereka menahan diri dan berpaling dari kemaksiatan. Di bulan Ramadhan juga tipu daya syetan dilemahkan, sehingga syetan pun tidak mampu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Di antara keutamaan puasa Ramadhan adalah apa yang disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya—bahwasanya Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu." [HR. Al-Bukhâri, Muslim, dll.]

Oleh karena itu, siapa yang berpuasa pada bulan tersebut dengan meyakini kewajibannya, mengharapkan pahala dan balasan dari Rabbnya, serta bersungguh-sungguh dalam meniti sunnah nabi-Nya—Shallallâhu `alaihi wasallam—pada bulan tersebut, maka hendaklah ia bergembira dengan ampunan dari Rabbnya.

Jika pahala puasa dilipatgandakan tanpa batas, maka amal orang yang berpuasa di bulan Ramadhan juga dilipatgandakan. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Salmân—Semoga Allah meridhainya—dari Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—. Di dalamnya disebutkan, "Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah pada bulan itu (Ramadhan) dengan salah satu amal baik (amalan sunnah), maka ia seperti orang yang menunaikan satu amal wajib pada bulan selain Ramadhan. Dan siapa yang menunaikan sutu amal wajib di bulan Ramadhan, maka ia seperti menunaikan tujuh puluh amal wajib pada bulan selain Ramadhan."

Maka dari itu, pada bulan Ramadhan terhimpun bagi seorang hamba amal yang berlimpah dan balasan yang berlipat ganda. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sebagai karunia dari Rabbmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. [QS. Ad-Dukhân: 57]

Di antara keutamaan Ramadhan adalah bahwa para malaikat memohonkan kepada Allah untuk orang-orang yang berpuasa supaya dosa-dosa mereka ditutup dan dihapuskan. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya—dari Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam, beliau bersabda, "Para malaikat memohonkan ampun bagi mereka (orang-orang yang berpuasa), sampai mereka berbuka." [HR. Ahmad]

Para malaikat adalah makhluk yang suci lagi mulia, sudah barang tentu Allah akan menerima doa mereka, dan memberi ampunan bagi orang yang mereka mintakan ampunan untuknya. Dan para hamba Allah adalah orang-orang yang melakukan kesalahan, yang butuh kepada taubat dan ampunan. Hal itu sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits qudsi yang shahih, yang di dalamnya Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa keseluruhannya. Maka, minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian."

Jika berkumpul pada diri seorang mukmin permohonan ampunnya untuk dirinya sendiri serta permohonan ampun malaikat untuknya, maka sangat pantas ia mendapatkan kemenangan dengan meraih harapan tertinggi, dan tujuan paling mulia.

Ramadhan adalah bulan simpati, dan berbuat amal kebaikan. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, serta menjanjikan kepada mereka ampunan, surga, dan keberuntungan. Ihsân (berbuat amal kebaikan secara paripurna) merupakan tingkatan iman yang paling tinggi. Maka, tidak usah Anda tanya kedudukan orang memiliki sifat tersebut di surga kelak, dan kenikmatan, serta bentuk kemuliaan apa yang akan didapatkannya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik." [QS. Adz-Dzâriyât: 16]

Di bulan yang penuh berkah ini, mudah sekali untuk memberi makan dan memberi makanan berbuka untuk orang-orang yang berpuasa. Hal itu termasuk faktor penyebab diampuninya dosa-dosa, terbebas dari api neraka, dan dilipatgandakannya pahala, serta faktor penyebab seseorang bisa mendatangi telaga Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam, yang siapa minum seteguk air darinya, ia tidak akan pernah merasa haus selama-lamanya. Kita berdoa kepada Allah dengan anugerah dan kemurahan-Nya, semoga Allah berkenan mengantarkan kita ke telaga Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—tersebut. Memberi makan orang lain juga termasuk faktor penyebab masuk surga, negeri kedamaian.

Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya banyak tersedia bagi kaum muslimin berbagai faktor penyebab turunnya rahmat, diperolehnya ampunan, dan terbebas dari api neraka. Betapa berlimpahnya pemberian dari Rabb yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.

Ramadhan adalah bulan dzikir dan doa. Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah berfirman (yang artinya):

· "Dan banyaklah berzikir mengingat Allah, mudah-mudahan kalian beruntung." [QS. Al-Jumu`ah: 10];

· "Dan laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." [QS. Al-Ahzâb: 35];

· "Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." [QS. Al-A`râf: 56]

Dan di sela-sela ayat tentang puasa Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku." [QS. Al-Baqarah: 186]. Ini menunjukkan eratnya kaitan antara puasa dan doa.

Pada bulan Ramadhan terdapat malam lailatul qadar yang tentangnya Allah berfirman (yang artinya): "Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan." [QS. Al-Qadr: 3]. Para ulama mengatakan, "Artinya, bahwa amal perbuatan pada malam tersebut lebih baik dan lebih utama dari amal perbuatan selama seribu bulan—kira-kira delapan puluh tiga tahun—tanpa lailatul qadar." Hal ini cukup sebagai isyarat yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan lailatul qadar, serta keagungan amal perbuatan pada malam itu bagi orang yang mendapatkan taufik untuk beribadah di malam tersebut. Kita berdoa semoga Allah selalu memberi kita taufik untuk meraih malam yang mulia itu dengan karunia dan kemurahan-Nya. Disebutkan dalam hadits shahih bahwa Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Siapa yang mendirikan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya segala dosanya yang telah lalu." Ini merupakan salah satu keutamaan menghidupkan malam lailatul qadar dengan beribadah di dalamnya. Dan cukuplah itu sebagai keuntungan dan kemenangan.

Di antara keistimewaan Ramadhan juga adalah keutamaan bersedekah di dalam bulan tersebut dibanding pada bulan lainnya. Diriwayatkan bahwa Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—ditanya, "Sedekah apa yang paling utama?" Beliau menjawab, "Sedekah pada bulan Ramadhan." [HR. At-Tirmidzi]

Diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas—Semoga Allah meridhainya—ia berkata, "Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—adalah manusia yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, ketika Jibril datang menemui beliau, lalu beliau dan Jibril saling menyimak bacaan Al-Quran. Jibril menemui beliau pada setiap malam bulan Ramadhan, lantas beliau dan Jibril saling menyimak bacaan Al-Quran. Sungguh Rasulullah pada saat ditemui oleh Jibril lebih murah hati dengan kebaikan daripada angin yang berhembus." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits ini, dan dalam redaksinya terdapat tambahan, "Dan tidaklah beliau (Rasulullah) diminta, kecuali memberi."

Kedermawanan adalah luasnya pemberian, baik dengan bersedekah dan yang lainnya.

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—meningkatkan kedermawanannya di bulan Ramadhan karena memanfaatkan kemuliaan waktu, yang di dalamnya dilipatgandakan amal dan pahala. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—telah bersabda tentang Ramadhan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Salman—Semoga Allah meridhainya, "Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah pada bulan itu (Ramadhan) dengan salah satu amal baik (amalan sunnah), maka ia seperti orang yang menunaikan sutu amalan wajib pada bulan selain Ramadhan. Dan siapa yang menunaikan sutu amalan wajib di bulan Ramadhan, maka ia seperti menunaikan tujuh puluh amalan wajib pada bulan selain Ramadhan."

Amalan yang menggabungkan antara puasa dan sedekah memiliki potensi yang lebih kuat dalam hal menggugurkan dosa-dosa, dan melindungi diri dari api neraka. Oleh karena itu dalam sebuah hadits shahih disebutkan, "Puasa itu perisai." Artinya, pelindung dari api neraka. Dan di dalam hadits shahih lainnya Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—pernah bersabda, "Takutlah akan siksa neraka sekalipun dengan secuil kurma."

Di antara keistimewaan bulan Ramadhan juga adalah bahwa umrah pada bulan itu sebanding dengan melaksanakan haji. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Umrah pada bulan Ramadhan sebanding (pahalanya) dengan menunaikan haji." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]. Dan dalam riwayat lain disebutkan, "Menunaikan haji bersamaku."

Di antara keistimewaan Ramadhan juga adalah bahwa ia adalah bulan Al-Quran. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." [QS. Al-Baqarah: 185]

Al-Quran memiliki peran penting dalam memperbaiki hati, dan sebagai petunjuk kepada jalan yang paling lurus bagi orang yang membaca, mentadabburi, dan memohon kepada Allah dengannya. Betapa banyak penjelasan yang datang dari Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallamtentang keutamaan membaca Al-Quran. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda,

· "Orang yang mahir membaca Al-Quran akan berkumpul bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata dan kesulitan membacanya, ia mendapatkan dua pahala."

· "Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang memberi syafa'at bagi pembacanya pada hari Kiamat."

· "Sesungguhnya Allah meninggikan derajat beberapa kaum dengan kitab ini (Al-Quran)."

· "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya."

Hadits-hadits di atas semuanya adalah hadits-hadits shahih yang memberikan kabar gembira terbesar bagi orang-orang yang membaca Al-Quran dengan penuh penghayatan dan perenungan. Lalu, bagaimana jika hal itu dilakukan di bulan Ramadhan?

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan ahli Al-Quran, yang mereka itu merupakan kekasih Allah, dan orang-orang kesayangan-Nya.

Artikel Terkait