Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Islam
  5. Puasa

Ramadhân Telah Tiba, Sudahkan Anda Bersedekah?

Ramadhân Telah Tiba, Sudahkan Anda Bersedekah?

Oleh: Sulaiman ibnu Yahya Al-Maliki

Telah sama-sama diketahui bahkan sudah menjadi hal yang aksiomatis secara logika bahwa semua harta adalah milik Allah—Subhânahu wata`âlâ. Allah menitipkannya kepada hamba-hamba-Nya untuk melihat bagaimana mereka berbuat dengan harta itu, kemudian kelak akan menanyai mereka saat berdiri di hadapan-Nya: "Dari mana mereka mengumpulkan harta itu, dan kemana mereka membelanjakannya?" Siapa yang mengumpulkan harta dengan cara yang halal, lalu menjaga titipan Allah tersebut secara baik, dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya dan hal-hal yang diridha-Nya, maka ia akan memperoleh pahala dari perbuatannya itu. Tetapi siapa yang mengumpulkannya dari jalan yang haram, atau tidak menjaga titipan itu secara baik, dengan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak halal, maka ia akan menerima hukuman, dan itu akan menjadi sebab kesengsaraannya.

Oleh karena itu, seorang muslim harus senantiasa menjaga hal-hal yang disukai oleh Allah—Subhânahu wata`âlâ—pada hartanya, jika ia menginginkan keselamatan di Akhirat. Ia harus menanamkan tekad di dalam dirinya bahwa tidak boleh ia melihat satu saja jalan membelanjakan harta yang dianjurkan oleh Islam melainkan ia harus segera mengalokasikan hartanya untuk itu sesuai dengan kemampuannya, dan tidak boleh ia melihat satu saja jalan membelanjakan harta yang diharamkan oleh Islam melainkan ia mesti berhenti mengalokasikan hartanya untuk itu dan segera menjauhinya.

Salah satu amalan paling agung yang Allah syariatkan pada bulan Ramadhân adalah sedekah dan infak untuk membantu orang yang membutuhkan, menolong orang kesulitan, serta memenuhi kebutuhan Kaum Muslimin. Banyak sekali dalil-dalil yang menjelaskan keutamaan bersedekah di jalan Allah demi mencari keridhaan-Nya. Berikut ini beberapa contoh keutamaan tersebut:

1. Sedekah adalah limpahan rasa kasih sayang yang mendorong seorang muslim untuk berbaik kepada orang lain, menolong mereka yang kesulitan, membantu mereka yang membutuhkan, berbuat baik kepada kaum fakir miskin, mengasihi para janda, serta mengusap air mata anak-anak yatim sekaligus berbuat baik kepada mereka dan menyemai kebahagiaan di dalam hati mereka. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan mereka meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak." [QS. Al-Hadîd: 18]

2. Sedekah memberikan motivasi untuk pelakunya sendiri. Betapa indah terasa di hati orang yang bersedekah dan betapa dalam perasaan bahagianya ketika ia merasa telah memberi pinjaman kepada Dzat Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. Betapa ia bahagia ketika berinteraksi dengan Sang Pemilik semua kerajaan. Segala yang ia infakkan akan dikembalikan kepadanya dengan berlipat ganda, dan ia juga mendapat pahala yang mulia. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan barang apa saja yang kalian infakkan niscaya Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." [QS. Saba': 39]

Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidak ada satu pagi pun yang dimasuki oleh para hamba Allah melainkan terdapat dua Malaikat yang turun ketika itu, lalu salah satunya berdoa: 'Ya Allah, berikanlah ganti untuk orang yang berinfak'. Sementara yang kedua berdoa: 'Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang pelit'." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

3. Sedekah adalah faktor yang mengundang kecintaan Allah terhadap hamba-Nya. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepadaku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya." [HR. Al-Bukhâri]

4. Sedekah adalah penghapus dosa dan kesalahan. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Fitnah (keterpedayaan) seorang lelaki pada istri, anak, dan tetangganya dihapus oleh shalat, sedekah, dan perbuatan baik." [HR. Al-Bukhâri]

5. Ketika seluruh manusia dikumpulkan pada hari Kiamat, saat kesusahan menghimpit dengan dahsyat, di mana matahari demikian dekat dengan kepala seluruh makhluk, saat itu, orang-orang yang rajin bersedekah mendapat naungan di bawah `Arsy. Sedekah yang mereka berikan akan mereka melindungi mereka dari hawa panas api Neraka. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah. (salah satunya adalah): seseorang yang menyedekahkan sesuatu, lalu ia menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya." [HR. Al-Bukhâri]

6. Sedekah akan ditumbuh-kembangkan oleh Allah hingga menjadi sebesar gunung. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang bersedekah sebesar satu butir kurma dari hasil pekerjaan yang baik—dan Allah tidak menerima kecuali yang baik—niscaya Allah akan menerimanya dengan tangan-Nya lalu merawatnya untuk pemiliknya (orang yang menyedekahkannya) sebagaimana seseorang di antara kalian merawat anak hewan peliharaannya, hingga sedekah itu berkembang menjadi sebesar gunung."

7. Sedekah menghapus kesalahan dan memadamkan murka Allah. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, dan sedekah memadamkan dosa-dosa seperti air memadamkan api." [HR. At-Tirmîdzi dan Ibnu Mâjah]. Dalam hadits lain disebutkan: "Sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi memadamkan kemurkaan Tuhan." [HR. Ath-Thabrâni]

8. Sedekah melindungi pelakunya dari Neraka. Sebuah hadits diriwayatkan dari `Adi ibnu Hâtim, bahwa ia mendengar Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Takutlah kepada Allah walaupun hanya dengan (menyedekahkan) setengah biji kurma." Beliau juga bersabda, "Barang siapa di antara kalian yang mampu melindungi dirinya dari Neraka walaupun dengan setengah biji kurma hendaklah ia melakukannya." [HR. Ath-Thabrâni]

9. Sedekah membersihkan dan menyucikan jiwa. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu engkau membersihkan dan menyucikan (jiwa) mereka." [QS. At-Taubah: 103]

10. Sedekah menumbuhkan rasa bahagia ke dalam hati orang-orang miskin, dan Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sebaik-baik amal adalah engkau memasukkan rasa bahagia ke dalam hati saudaramu seiman, atau melunasi hutangnya, atau memberinya roti (makanan)." [HR. Al-Bukhâri]

11. Sedekah mengundang keridhaan Allah—Subhânahu wata`âlâ, menyelamatkan pelakunya dari kebinasaan, sekaligus merupakan bentuk kesempurnaan ihsan (perbuatan baik). Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." [QS. Al-Baqarah: 195]

12. Sedekah membuat Syetan jengkel dan mendatangkan ampunan Allah. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menyediakan untuk kalian ampunan dan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." [QS. Al-Baqarah: 268]

13. Di antara balasan sedekah di dunia yang sangat menakjubkan adalah apa yang disebutkan dalam sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam, "Suatu ketika, seorang lelaki sedang berada di tengah padang pasir, lalu tiba-tiba ia mendengar sebuah suara dari atas awan: 'Airilah kebun si fulan'. Kemudian awan itu bergerak, lalu menumpahkan hujannya di atas sebuah bukit. Salah satu saluran air di bukit itu ternyata menampung seluruh air hujan tersebut. Lelaki itu pun menyusuri aliran air tersebut, hingga ia melihat seorang lelaki sedang mengarahkan air tersebut ke kebunnya. Ia pun bertanya kepada lelaki itu: 'Wahai hamba Allah, siapakah namamu?' Lelaki itu menjawab: 'Fulan', persis seperti nama yang ia dengar di atas awan tadi. Lelaki itu balik bertanya: 'Wahai hamba Allah, mengapa engkau menanyakan namaku?' Ia menjawab: 'Aku tadi mendengar suara dari atas awan yang membawa air ini: 'Airilah kebun si fulan', ia menyebut namamu. Apakah yang engkau lakukan terhadap kebunmu ini?' Lelaki itu menjawab: 'Karena engkau telah menceritakan itu, aku akan menjawabnya, aku biasa menyedekahkan sepertiga hasil kebun ini, lalu aku dan keluargaku memakan sepertiganya, dan menanam kembali sepertiganya." [HR. Muslim]

14. Sedekah membebaskan seorang muslim dari kekikiran, karena tidaklah etis sama sekali apabila seorang yang kaya melihat saudaranya yang miskin merintih kelaparan dan dihimpit kebutuhan kemudian perasaannya tidak tergerak sedikit pun untuk meringankan kesusahan saudaranya itu. Sementara salah satu akhlak Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—adalah pemurah dan dermawan. Beliau senantiasa memberi layaknya seorang yang tidak pernah takut ditimpa kemiskinan. Beliau juga pernah berseru, "Berinfaklah, niscaya Allah akan menafkahi hidupmu."

15. Sedekah akan menambah harta dan tidak akan menguranginya. Ya, sedekah merupakan sebab bertambah, berkembang, serta berkahnya harta. Allah—Subhânahu wata`âlâ—akan senantiasa menurunkan rezeki kepada orang yang bersedekah, serta akan selalu menutupi kekurangannya dan menolongnya. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Harta tidak akan pernah berkurang karena sedekah. Tidaklah seseorang memaafkan orang lain melainkan Allah akan menambah kemuliaannya, dan tidaklah seseorang berlaku tawadhuk (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan mengangkat (derajatnya)." [HR. Muslim]

16. Sedekah merupakan sebab berkembangnya harta, mempanjang umur, mencegah turunnya bala dan penyakit atas pelakunya dan keluarganya, serta mencegah kematian yang buruk. Anas—Semoga Allah meridhainya—meriwayatkan bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Bersegeralah bersedekah, karena bala tidak mampu melampaui sedekah." [HR. Al-Baihaqi]

Beliau juga bersabda, "Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah." [HR. Al-Baihaqi]

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari `Amr ibnu `Auf—Semoga Allah meridhainya—disebutkan bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sungguh, sedekah seorang muslim akan memanjangkan umurnya, mencegah kematian yang buruk, dan dengan sedekah itu, Allah akan menghilangkan penyakit tua dan kefakiran (dari pelakunya)." [HR. Ath-Thabrâni]

Beliau juga bersabda, "Perbuatan-perbuatan baik menjaga pelakunya dari kematian yang buruk, serangan berbagai penyakit, dan hal-hal yang mencelakakan." [HR. Al-Hâkim]

17. Allah—Subhânahu wata`âlâ—menolong hamba-Nya yang bersedekah untuk melakukan ketaatan, menunjukkan kepadanya jalan kebenaran dan kebaikan, serta memudahkan baginya jalan-jalan menuju kebahagiaan. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah." [QS. Al-Lail: 5-7]

18. Sedekah memiliki makna yang sangat luas, mencakup segala jenis kebaikan. Menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat, menyingkirkan duri dari jalanan, berbuat adil antara dua orang, senyum di hadapan saudara seiman, menanam pohon, mengajarkan ilmu yang bermanfaat, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan berkata-kata yang baik, seluruhnya adalah sedekah. Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Setiap muslim wajib bersedekah." Para shahabat ketika itu berkata, "Wahai Nabi Allah, bagaimana dengan orang yang tidak memiliki apa-apa?" Beliau menjawab, "Ia harus bekerja dengan tangannya sendiri, sehingga dapat memberi manfaat bagi dirinya, dan kemudian bersedekah." Para shahabat bertanya lagi, "Kalau tidak juga dapat melakukan itu?" Beliau menjawab, "Ia dapat membantu orang yang sedang membutuhkan." Para shahabat bertanya lagi, "Jika tidak juga dapat melakukan itu?" Beliau bersabda, "Berbuatlah kebaikan dan cegahlah diri dari perbuatan buruk, karena itu baginya adalah sedekah." [HR. Al-Bukhâri]

19. Sedekah dan proyek-proyek sosial merupakan solusi bagi problem kemiskinan di tengah Umat. Islam telah menyediakan berbagai jalan keluar dari permasalahan seperti ini. Salah satu jalan keluar itu adalah menggalakkan perbuatan baik kepada sesama (suka membantu). Ini juga merupakan obat bagi penyakit hasad orang-orang fakir terhadap orang-orang kaya, sehingga dengan izin Allah, masyarakat muslim akan terjaga dari berbagai tindak kejahatan dan dendam. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—telah memperingatkan umat beliau tentang bahaya tingkah laku yang muncul karena kemiskinan. Beliau bersabda, "Sesungguhnya seseorang yang berhutang apabila berbicara akan berdusta, dan apabila berjanji akan ingkar." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

20. Agar sedekah diterima dan lengkap syarat-syaratnya, ia haruslah diambil dari hasil pekerjaan yang baik dan harta yang halal. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik." [QS. Al-Baqarah: 267]

Sedekah tidak akan diterima jika diambil dari harta yang haram. Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa yang mencari harta dari jalan yang haram lalu ia gunakan untuk menyambung silaturahim atau bersedekah atau menginfakkannya di jalan Allah, kelak semua itu akan dikumpulkan dan akan dilemparkan bersamanya ke Neraka Jahanam." [HR. Abû Dâwûd]

Dan sedekah harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah—Subhânahu wata`âlâ, tidak dikotori oleh riya (keinginan dilihat oleh orang lain) atau sum`ah (keinginan didengar oleh orang lain). Niat sedekah mesti diarahkan hanya karena Allah, tidak untuk tujuan mengharapkan balasan yang lebih banyak. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak." [QS. Al-Muddatstsir: 6]

Artikel Terkait