Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. KELUARGA DAN MASYARAKAT
  4. Anak-Anak

Anak Anda dan Penyakit (Bag. 3)

Anak Anda dan Penyakit (Bag. 3)

Bahaya-bahaya yang Dapat Menimpa Anak:

Luka bakar: Luka bakar memiliki beberapa sumber. Bisa saja berasal dari api, air panas, bahan kimia, atau listrik. "Mencegah lebih baik daripada mengobati". Karena itu, ibu dapat menjauhkan anaknya dari berbagai bahaya yang dapat menimpanya, khususnya luka bakar ini, jika ia mau melakukan pengamanan terhadap sumber-sumber api. Misalnya, ibu memastikan telah menutup pipa gas, menutup kabel listrik, menjauhkan bahan-bahan kimia yang membakar dari jangkauan anak-anak, dan mencegah mereka mendekati api yang menyala.

Tapi, apa yang harus ibu lakukan ketika anaknya menderita luka bakar?

Jika api menyala di pakaian anak, pertama sekali, ibu harus memadamkan api dengan cara menutupnya dengan kain, diutamakan menggunakan kain wol. Jangan mencabut pakaian anak yang terbakar, karena dengan api ia akan menjadi steril. Setelah itu, ibu harus segera melarikan anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan.

Luka Bakar Akibat Listrik: Anak-anak memiliki kecenderungan kuat untuk mengetahui segala hal. Oleh karena itu mereka akan mengotak-atik segala yang ada di tangan mereka. Karena pengetahuan mereka tentang bahaya terbatas, maka meninggalkan mereka tanpa kontrol akan sangat berbahaya bagi mereka. Listrik merupakan sesuatu yang paling berbahaya bagi keselamatan nyawa anak. Sebab listrik bisa menimbulkan setruman yang dapat menyebabkan kematian, karena menghentikan fungsi otot jantung. Luka bakar yang ditimbulkannya pun sering mendalam, meskipun areanya terbatas.

Ibu bisa melindungi anaknya dari bahaya besar ini jika ia mengontrol anaknya dengan baik, serta menutupi kabel-kabel listrik yang terbuka dengan isolasi. Ibu juga harus meletakkan sumber-sumber listrik di tempat yang tinggi, jauh dari jangkauan anak-anak.

Apa yang harus dilakukan oleh ibu ketika anak mengalami luka bakar listrik?

1. Segera menyingkirkan sumber listrik dari tubuh anak, yaitu mendorongnya dengan benda anti listrik, seperti kayu atau plastik;

2. Memberikan pernapasan buatan melalui mulut, dengan pijat jantung (menekan dada) jika diperlukan;

3. Segera melarikan anak ke rumah sakit.

Luka Bakar Akibat Bahan Kimia

Mungkin saja ibu sedang sibuk mencuci pakaian, dan di sampingnya terdapat potassium yang ia gunakan untuk mencuci, dikemas dalam botol yang mirip botol air bersoda. Tiba-tiba anak mengambil botol itu dan meminum isinya, karena mengira bahwa di dalamnya terdapat minuman yang ia sukai. Walhasil, si anak menderita luka bakar kimia. Terjadi luka bakar serius pada lapisan kerongkongan sehingga menyempit atau tersumbat. Pengobatan pun harus melalui proses operasi besar jika usaha meluaskan kerongkongan gagal.

Apa yang harus dilakukan oleh ibu ketika terjadi luka bakar akibat bahan kimia?

1. Menghilangkan bahan kimia sesegera mungkin dengan cara mengucurkan keran air pada bagian tubuh yang terkena bahan itu;

2. Memakai bahan antioksidan seperti cuka untuk mengimbangi zat alkalin (seperti soda kaustik), dan menggunakan larutan sodium karbonat untuk mengimbangi bahan kimia asam (seperti air aki);

3. Jika yang terkena adalah mata, maka harus segera dicuci selama tidak kurang dari lima menit terus-menerus dengan menggunakan air atau larutan garam;

4. Segera melarikan anak ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan.

Apa yang harus dilakukan oleh ibu jika terjadi luka bakar secara umum?

1. Memadamkan api yang menyala;

2. Memadamkan sumber api atau memutus aliran listrik jika api bersumber dari situ;

3. Menaruh anak di tempat yang aman, jauh dari arus listrik, serta jauh dari tempat kebakaran yang penuh asap dan gas;

4. Melindungi tempat kebakaran dari polusi, yaitu dengan menaruh bahan pensteril di atasnya;

5. Segera melarikan anak ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan secepatnya.

Patah Tulang

Anak selalu bergerak dan berpindah-pindah, suka bermain, cepat bosan berdiam diri, serta berlari kesana kemari, dan ia melakukan semua itu dengan senang. Jika ada orang yang mencegahnya, ia akan menangis dan menjerit sampai ia dibiarkan bebas bergerak. Oleh karena itu, anak seringkali menderita patah tulang akibat aktivitasnya yang berlebihanan ini.

Apa yang harus dilakukan oleh ibu ketika anaknya mengalami patah tulang?

1. Menyelamatkan anak dari rasa traumatis serta menenangkannya dan memberinya selimut hangat;

2. Memberikan anak obat penghilang nyeri untuk meredakan rasa sakit;

3. Jika terjadi perdarahan pada luka, ibu harus segera menghentikannya dan menekan bahan pensteril pada tempat perdarahan;

4. Jika anak pingsan, ibu harus memastikan tidak ada penyumbatan pada saluran pernafasan, dengan cara membuka mulut anak, lalu menarik lidahnya keluar dan menaruh selang udara pada bagian tenggorokannya;

5. Segera melarikan anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan.

Ibu harus memperhatian hal-hal berikut:

1. Jangan menggerakkan tulang yang patah, karena akan menyebabkan anak kesakitan dan membuat luka semakin parah;

2. Jika anak dalam keadaan pingsan, tergeletak di atas tanah, jangan coba-coba mengangkat kepalanya atau mendudukkannya, karena itu akan memperparah lukanya dan membahayakannya;

3. Jangan berusaha memijat bagian yang sakit, karena akan menambah pendarahan.;

4. Jangan berusaha melilitkan perban penekan pada bagian yang patah, karena itu akan mengakibatkan gangguan sirkulasi darah;

5. Jangan meletakkan kompres panas pada tempat luka, karena itu akan menambah perdarahan.

Artikel Terkait