Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Islam
  5. Shalat

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan 1

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan 1

Sebelum membahas tentang manfaat shalat bagi kesehatan, kami akan menyampaikan beberapa ayat dan hadits tentang anjuran bersuci serta keutamaan mandi dan wudhu.

Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya):

· "Dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk menyucikan kalian dengan hujan itu dan menghilangkan dari kalian gangguan Syetan." [QS. Al-Anfâl: 11];

· "Sungguh, Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian hai Ahlul Bait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya." [QS. Al-Ahzâb: 33];

· "Dan pakaianmu bersihkanlah." [QS. Al-Muddatstsir: 4];

· "Di dalamnya (masjid) itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bersih." [QS. At-Taubah: 108];

· "Allah tidak hendak menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur." [QS. Al-Mâ'idah: 6];

· "Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." [QS. Al-Baqarah: 222];

· "Hai orang-orang beriman, janganlah kalian melaksanakan shalat sedang kalian dalam keadaan mabuk sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan, (jangan pula kalian memasuki masjid) sedang kalian dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, sampai kalian mandi. Dan jika kalian sakit atau sedang dalam perjalanan (musafir) atau datang dari tempat buang air atau kalian telah menyentuh perempuan, kemudian tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (suci); sapulah muka dan tangan kalian. Sungguh, Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." [QS. An-Nisâ': 43]

Adapun hadits-hadits Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—tentang keutamaan wudhu juga banyak. Di antaranya adalah sebagai berikut:

· Diriwayatkan dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sungguh, apabila seseorang dari kalian berwudhu dan membaguskan wudhunya, kemudian ia mendatangi masjid dengan tidak ada satu pun yang mendorongnya selain untuk mengerjakan shalat, maka tidaklah ia melangkahkah satu langkah kakinya melainkan Allah mengangkat derajatnya dengan langkah itu satu tingkatan, serta menggugurkan darinya satu kesalahan, sampai ia masuk ke dalam masjid." [HR. Ibnu Mâjah];

· Diriwayatkan dari Abdullah Adh-Dhâbahi, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa berwudhu lalu berkumur-kumur dan ber-istinsyâq (menghirup air dengan hidung lalu mengeluarkannya kembali) maka dosa-dosanya keluar melalui mulut dan hidungnya. Apabila ia membasuh mukanya, keluarlah dosa-dosanya melalui mukanya, sampai juga keluar dari bawah pelupuk matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, keluarlah dosa-dosanya melalui kedua tangannya. Apabila ia mengusap kepalanya, keluarlah dosa-dosanya melalui kepalanya, sampai juga keluar mealui kedua telinganya. Apabila ia membasuh kedua kakinya, keluarlah dosa-dosanya melalui kedua kakinya, sampai juga keluar dari bawah kuku-kukunya. Kemudian shalat serta jalannya ke masjid dijadikan sebagai tambahan pahala." [HR. Ibnu Mâjah];

· Diriwayatkan dari `Amr ibnu `Abasah, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Sungguh, seorang hamba apabila berwudhu lalu membasuh kedua tangannya, keluarlah dosa-dosanya melalui kedua tangannya. Apabila ia membasuh mukanya, keluarlah dosa-dosanya melalui mukanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya dan mengusap kepalanya, keluarlah dosa-dosanya melalui kedua tangan dan kepalanya. Apabila ia membasuh kedua kakinya, keluarlah dosa-dosanya melalui kedua kakinya." [HR. Ibnu Mâjah];

· Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu membasuh mukanya, seluruh dosa yang telah dipandang oleh kedua matanya akan keluar melalui mukanya bersama air itu (atau bersama tetesan terakhir dari air itu). Dan apabila ia menyuci kedua tangannya, seluruh kesalahan yang telah dilakukan oleh kedua tangannya akan keluar bersama air itu (atau bersama tetesan terakhir dari air itu) sehingga ia pun keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa." [HR. At-Tirmidzi];

· Diriwayatkan dari Abu Ghutaif Al-Hudzali bahwa ia berkata, "Suatu ketika, aku berada di tempat Abdullah ibnu Umar. Ketika adzan Zhuhur berkumandang, ia berwudhu dan kemudian mengerjakan shalat. Lalu ketika adzan Ashar berkumandang, ia berwudhu lagi. Aku pun menanyakan hal itu kepadanya, dan ia menjawab bahwa RasulullahShallallâhu `alaihi wasallambersabda, 'Barang siapa yang berwudhu di atas kondisi taharah (suci dengan wudhu sebelumnya) niscaya Allah akan mencatatkan baginya sepuluh kebaikan'." [HR. Abû Dâwûd];

· Diriwayatkan dari Maulâ Utsmân ibnu `Affân bahwa suatu ketika, Ia melihat Utsmân meminta diambilkan air wudhu, lalu dituangkan air ke kedua tangannya dari wadahnya, kemudian ia menyuci kedua tangannya sebanyak tiga kali. Setelah itu, ia memasukkan tangan kanannya ke air wudhu, lalu berkumur-kumur, serta menghirup air dengan hidung dan kemudian mengeluarkannya. Lalu ia membasuh mukanya sebanyak tiga kali, mambasuh kedua tangannya hingga siku sebanyak tiga kali, lalu mengusap kepalanya, kemudian membasuh masing-masing kakinya sebanyak tiga kali. Setelah itu, ia berkata, "Aku melihat Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—berwudhu seperti wudhuku ini, lalu beliau bersabda: 'Barang siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat dengan tidak berbicara dengan dirinya (tentang hal-hal lain selain amalan shalat) dalam dua rakaat itu niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu'." [HR. Al-Bukhâri];

· Imam Muslim juga meriwayatkan hadits serupa dari Maulâ Utsmân, bahwa suatu ketika, Utsmân ibnu `Affân—Semoga Allah meridhainya—menyuruh diambilkan air wudhu, dan kemudian ia berwudhu. Ia menyuci kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian berkumur-kumur dan ber-istinsyâq. Lalu ia membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, lalu membasuh tangan kirinya seperti itu juga. Kemudian ia mengusap kepalanya, lalu membasuh kaki kanannya hingga mata kaki tiga kali, kemudian membasuh kaki kirinya seperti itu juga. Setelah itu, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda: 'Barang siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian ia berdiri melaksanakan shalat dua rakaat tanpa berbicara dengan dirinya (tentang hal-hal lain selain amalan shalat) di dalam dua rakaat itu niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu." [HR. Muslim];

· Diriwayatkan dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, bahwa Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Shalat seorang lelaki secara berjamaah lebih utama 25 kali kipat daripada shalatnya sendirian di rumahnya dan di pasarnya. Karena sesungguhnya apabila salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu berangkat ke masjid dengan tidak menginginkan apa-apa selain untuk mengerjakan shalat, maka tidaklah ia melangkahkan satu langkah pun kakinya melainkan diangkat derajatnya satu tingkatan dengan langkah itu, serta digugurkan darinya satu kesalahan (dosa) sampai ia memasuki masjid. Dan apabila ia telah memasuki masjid maka ia dihitung berada dalam ibadah shalat selama shalat itu mengurungnya (ia tidak keluar masjid demi menunggu shalat). Para Malaikat pun berdoa untuknya selama ia berada di tempat shalatnya: 'Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah, rahmatilah ia', selama wudhunya tidak batal." [HR. Al-Bukhâri];

· Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Shalat seorang lelaki dengan berjamaah lebih utama 20-an kali kipat daripada shalatnya secara sendirian di rumahnya dan di pasarnya. Hal itu karena apabila seseorang dari mereka berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian berangkat ke masjid dengan tidak ada satu pun yang mendorongnya selain keinginan untuk mengerjakan shalat, maka tidaklah ia melangkah satu langkah pun kakinya melainkan diangkat derajatnya satu tingkatan dengan langkah itu, serta digugurkan darinya satu kesalahan (dosa), sampai ia memasuki masjid. Dan apabila ia telah memasuki masjid maka ia dihitung dalam ibadah shalat selama shalat itu mengurungnya (ia tidak keluar karena menanti shalat). Dan para Malaikat senantiasa berdoa bagi seseorang di antara kalian selama ia masih berada di tempat shalatnya. Mereka berdoa: 'Ya Allah, rahmatilah ia, ya Allah ampunilah ia, ya Allah berilah ia taubat', selama ia tidak mengganggu (orang lain di dalamnya), selama wudhunya tidak batal." [HR. Muslim];

· Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian tidur, Syetan mengikat tiga ikatan di tengkuknya, lalu ia membisikkan di setiap ikatan itu: 'Engkau memiliki malam yang panjang, tidurlah'. Maka apabila ia bangun lalu berzikir menyebut Allah, terlepaslah satu ikatan. Apabila ia berwudhu, terlepaslah satu ikatan lagi. Dan apabila ia mengerjakan shalat, terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga pada hari itu, ia hidup dengan penuh semangat dan jiwa yang bersih. Jika tidak demikian, maka pada hari itu, ia akan hidup dengan jiwa yang kotor dan penuh kemalasan." [HR. Al-Bukhâri];

· Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Apabila seorang hamba muslim (atau mukmin) berwudhu lalu membasuh mukanya, keluarlah melalui mukanya seluruh dosa yang telah dipandang oleh kedua matanya bersama air itu (atau bersama tetesan terakhir dari air itu). Dan apabila ia menyuci kedua tangannya, keluarlah melalui kedua tangannya seluruh kesalahan yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersama air itu (atau bersama tetesan terakhir dari air itu). Lalu apabila ia membasuh kedua kakinya, keluarlah seluruh dosa yang dilakukan oleh kedua kakinya bersama air itu (atau bersama tetesan terakhir dari air itu), hingga ia pun keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa." [HR. Muslim];

· Diriwayatkan dari Utsmân ibnu `Affân—Semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa berwudhu dan menyempurnakan wudhunya niscaya keluarlah kesalahan-kesalahan (dosa-dosa)-nya dari tubuhnya, sampai juga keluar dari bawah kuku-kukunya." [HR. Muslim];

· Diriwayatkan dari Abu Hurairah—Semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Barang siapa berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi shalat Jumat, lalu menyimak khutbah dengan seksama, niscaya diampunilah dosa-dosanya antara Jumat itu dan Jumat sebelumnya, dan ditambah tiga hari setelahnya. Dan barang siapa yang memain-mainkan kerikil (pada saat khatib berkhutbah) berarti telah berbuat sia-sia (yang membatalkan pahala Jumatnya)." [HR. Muslim]

Artikel Terkait