Kurma; Antara Pandangan Agama dan Ilmu Pengetahuan

| IslamWeb

Kurma memiliki nilai spesial dan kedudukan yang tinggi dalam Islam. Pernah terpikir oleh saya, mengapa kurma mendapatkan perhatian demikian besar? Ketika saya memperdalam kajian tentang topik ini, saya mendapati bahwa kurma memang berhak mendapatkan semua penghargaan dan sanjungan itu. Kurma adalah nikmat besar yang Allah karuniakan kepada kita di antara sekian banyak nikmat-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya):

·        "Dan Dia telah memberikan kepada kalian segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." [QS. Ibrâhîm: 34];

·        "Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." [QS. An-Nahl: 11]

Meskipun kurma telah menjadi objek sejumlah penelitian ilmiah yang hasilnya menegaskan betapa pentingnya buah yang satu ini, namun sebagian orang hanya mengetahui sedikit saja tentangnya.

Meskipun arus ilmu, pengetahuan, dan wawasan di era modern ini begitu deras, namun saya harus mengaku tak berdaya dan takjub menyaksikan betapa Baginda Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—begitu mengerti nilai sebuah kurma, ketika beliau bersabda, "Jika salah seorang dari kalian berbuka puasa, hendaklah ia berbuka dengan kurma. Karena kurma itu berkah. Jika ia tidak mendapati kurma, minumlah air putih, karena air itu suci." [HR. At-Tirmidzi]

Ini adalah mukjizat kenabian yang telah dibuktikan oleh berbagai kajian dan penelitian. Di fase akhir pasca penyerapan makanan di dalam tubuh—di akhir puasa, terjadi penurunan tingkat konsentrasi glukosa dan insulin pada darah pembuluh gerbang hati (vena porta hepatica). Pada gilirannya, ini mengurangi tenaga glukosa dan pengambilan glukosa melalui sel-sel hati dan jaringan perifer, seperti sel-sel otot serta sel-sel syaraf. Semua stok pun telah terlepas dari glikogen hati. Pada saat itu, untuk mendapatkan energi, jaringan bergantung pada oksidasi asam lemak dan oksidasi glukosa yang diproduksi di hati dari asam amino dan gliserol.

Oleh karena itu, memasok tubuh secepatnya dengan glukosa pada waktu seperti ini memiliki banyak manfaat. Karena konsentrasi glukosa akan dengan cepat meningkat di dalam darah vena porta hepatica segera setelah ia diserap. Glukosa pertama kali akan masuk ke sel-sel hati, lalu sel-sel otak, darah, sistem syaraf, sistem otot, dan seluruh jaringan lain yang Allah jadikan zat gula sebagai makanan terbaiknya dan paling mudah ia mendapatkan energi darinya. Dengan demikian, oksidasi asam lemak pun terhenti, sehingga memutuskan jalan bagi terbentuknya senyawa-senyawa aseton berbahaya. Gejala kelemahan umum dan gangguan kecil pada sistem syaraf, jika ada, juga akan menghilang karena telah teroksidasinya sejumlah besar lemak. Mengkonsumsi glukosa juga menghentikan proses pembuatan glukosa di hati, sehingga penghancuran asam amino pun terhenti, dan dengan demikian, protein tubuh pun tetap terjaga.

Kenapa Kurma?

Kurma termasuk salah satu makanan yang paling kaya akan gula glukosa. Dengan demikian, kurma merupakan makanan yang paling ideal bagi tubuh, karena ia mengandung zat gula dalam kadar yang tinggi, berkisar antara 75-87%. Dari total jumlah itu, kadar glukosa berjumlah 55%, dan fruktosa 45%. Ditambah lagi dengan kadar protein, lemak, beberapa vitamin (yang terpenting adalah vitamin A, B2, dan B12), serta beberapa mineral penting, terutama kalsium, fosfor, potasium, belerang, sodium, magnesium, cobalt, seng, fluorin, tembaga, megnesium, dan sejumlah selulosa. Fruktosa akan berubah menjadi glukosa dengan sangat cepat dan langsung diserap dari sistem pencernaan untuk menghilangkan kehausan tubuh akan energi, terutama beberapa jaringan yang secara mendasar bergantung kepadanya, seperti sel-sel otak, syaraf, sel-sel darah merah, dan sel-sel sumsum tulang.

Fruktosa bersama dengan selulosa memiliki efek stimulan terhadap gerakan cacing dalam usus. Seperti halnya fosfor penting dalam memberi makan ruangan-ruangan otak, dan masuk ke dalam komposisi senyawa fosfat yang mentransfer energi serta memandu penggunaannya di dalam seluruh sel-sel tubuh.

Seluruh vitamin yang terkandung dalam kurma juga memiliki peran aktif dalam proses metabolisme tubuh (vitamin A, B1, B2, biotin, riboflavin, dan lain-lain). Seluruh vitamin itu juga mempunyai efek penenang bagi syaraf. Mineral memiliki peran pokok dalam pembentukan beberapa enzim yang penting dalam berbagai proses vital tubuh. Mineral juga mempunyai peran yang sangat penting dalam penyempitan dan peregangan otot-otot serta keseimbangan asam-basa di dalam tubuh. Sehingga dengan begitu, hilanglah semua bentuk ketegangan otot atau syaraf, dan gairah beraktivitas serta ketenangan pun menyebar rata di seluruh tubuh. Selain itu, penelitian juga menegaskan bahwa magnesium dapat melawan proses penuaan.

Sebaliknya, kalau seseorang memulai buka puasanya dengan mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung protein atau lemak, bahan-bahan tersebut baru akan bisa diserap setelah melewati masa pencernaan dan penguraian yang panjang, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh yang begitu mendesak terhadap energi. Selain itu, asam amino yang tinggi di dalam tubuh sebagai akibat dari asupan makanan yang kosong dari zat gula akan menyebabkan penurunan gula darah.

Selain vitamin dan mineral, kita juga melihat bahwa kurma mengandung serat. Dan serat merupakan faktor penting dalam mengaktifkan gerakan dan fleksibilitas usus. Artinya, serat adalah pencahar alami, sekaligus melindungi diri dari sembelit dan beragam konsekuensinya, seperti gangguan pencernaan dan gangguan-gangguan lainnya.

Kurma matang yang segar juga mengandung sejumlah hormon bitusin. Di antara sifat hormon ini adalah melakukan fungsi penyempitan pada pembuluh darah rahim, sehingga membantu mencegah terjadinya pendarahan rahim. Karena itu, kita mendapati isyarat tentang hal tersebut dalam firman Allah—Subhânahu wata`âlâ—di dalam surat Maryam (yang artinya): "Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau." [QS. Maryam: 25-26]

Karena sebab-sebab di atas, kita dapat memahami hikmah perintah Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—untuk berbuka puasa dengan kurma. "Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—pun berbuka puasa sebelum melaksanakan shalat dengan beberapa butir kurma matang yang segar. Jika tidak ada kurma segar, maka beberapa butir kurma kering. Jika tidak ada kurma kering, beliau meminum beberapa teguk air." [HR. At-Tirmidzi. Menurutnya: hadits hasan]

Adalah baik jika Anda membiasakan diri mengkonsumsi kurma, sehingga Anda memperoleh makanan dan obat sekaligus. Namun lebih bagus lagi jika kurma itu dimakan dengan niat mengikuti sunnah Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam, sehingga Anda mendapatkan makanan, obat, dan pahala, Insyâallah. Jangan lupa pula untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat ini.

www.islamweb.net