Apa yang Harus Anda Lakukan di Muzdalifah

22/11/2021| IslamWeb

 

Bismillâhirrahmânirrahîm.

Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam.

Melihat ketidaktahuan banyak jemaah haji akan amalan-amalan haji di Muzdalifah, serta kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan di tempat suci itu, kami ingin menjelaskan masalah ini melalui poin-poin berikut:

1.         Bermalam di Muzdalifah pada malam Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu wajib haji;

2.         Para jemaah haji bergerak dari Arafah menuju Muzdalifah setelah terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijjah). Mereka harus berjalan ke Muzdalifah dengan tenang. Jika menemukan kelapangan jalan, mereka harus sedikit bergegas tanpa mengganggu jemaah yang lain. Inilah ajaran sunnah;

3.         Jemaah haji shalat Maghrib dan Isya di Muzdalifah dengan cara jamak dan meng-qashar shalat Isya, sedangkan shalat Maghrib dilaksanakan seperti biasa, tiga rakaat;

4.         Jika tiba di Muzdalifah sebelum waktu Isya, jemaah haji melaksanakan shalat Maghrib pada waktunya, kemudian menunggu sampai masuk waktu Isya, lalu shalat Isya pada waktunya (ini adalah pendapat Syekh Ibnu `Utsamin—Semoga Allah merahmatinya);

5.         Jika perlu menjamak, baik karena kelelahan, kurangnya perbekalan air, atau sebab-sebab yang lain, maka jemaah haji boleh menjamak shalat Isya dengan Maghrib, meskipun belum masuk waktu Isya;

6.         Jika khawatir akan sampai ke Muzdalifah setelah lewat tengah malam, jemaah haji harus shalat meskipun belum sampai di Muzdalifah. Tidak boleh menunda shalat sampai lewat tengah malam;

7.         Tidak disunnahkan menghidupkan malam Muzdalifah dengan melaksanakan shalat ataupun yang lain, karena Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—tidak melakukan itu. Jemaah haji harus tidur cepat supaya staminanya terjaga untuk mampu menunaikan rangkaian ibadah haji pada Hari Raya kurban;

8.         Jika telah pasti masuk waktu fajar (Subuh), jemaah haji harus cepat menunaikan shalat Subuh dengan didahului oleh azan dan iqamat. Kemudian menuju ke Masy`aril Haram, lalu mengucapkan tahlil dan takbir serta berdoa dengan apa yang ia inginkan sampai menjelang matahari terbit. Jika tidak mungkin pergi ke Masy`aril Haram, cukup berdoa di tempatnya, berdasarkan sabda Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam, "Aku wukuf (berhenti) di sini, dan semua kawasan Muzdalifah adalah tempat wukuf." [HR. Muslim]. Saat berzikir dan berdoa hendaknya setiap jemaah haji menghadap kiblat seraya mengangkat kedua tangannya;

9.         Bila ufuk timur sudah terlihat terang, jemaah haji bertolak menuju Mina sebelum matahari terbit;

10.      Orang-orang yang lemah, baik laki-laki maupun perempuan, boleh bertolak dari Muzdalifah di akhir malam. Sedangkan orang yang tidak lemah dan tidak pula menjaga orang yang lemah, harus tetap di Muzdalifah sampai shalat Subuh, dalam rangka mengikuti contoh dari Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam.

Beberapa Kesalahan Saat di Muzdalifah:

1.    Tidak memeriksa batas-batas Muzdalifah, sehingga melakukan wukuf di luar area Muzdalifah;

2.    Tidak mencari tahu arah kiblat ketika shalat, sehingga shalat tidak menghadap kiblat;

3.    Sibuk mengumpulkan batu kerikil di Muzdalifah sebelum melakukan shalat. Padahal, yang benar adalah melaksanakan shalat terlebih dahulu;

4.    Menunda shalat Maghrib dan Isya sampai lewat tengah malam;

5.    Keluar dari Muzdalifah pada malam hari tanpa ada kebutuhan mendesak;

6.    Menghidupkan malam di Muzdalifah dengan shalat, zikir, dan membaca;

7.    Menunda shalat Subuh. Padahal, sunnahnya adalah shalat Subuh di awal waktu;

8.    Tidur setelah shalat Subuh. Sementara yang disyariatkan adalah menyibukkan diri dengan zikir dan doa sampai menjelang terbit matahari.

[Disusun oleh: Bagian Keilmuan di Pustaka Madârul Wathan]

 

www.islamweb.net