Melawan Nafsu dalam Menjalankan Ketaatan Membuahkan Hidayah dan Pahala

6-10-2019 | IslamWeb

Pertanyaan:

Apakah seseorang diberi pahala ketika melawan nafsunya atau memaksa dirinya untuk melakukan amal ketaatan?

Jawaban:

Ketika para ulama berbicara tentang kesabaran, mereka menyebutkan bahwa kesabaran ada tiga macam: (1) sabar ketika ditimpa musibah dan hal-hal yang tidak disukai; (2) sabar dalam menjauhi maksiat; dan (3) sabar dalam menjalankan ketaatan.

Tidak diragukan lagi, bahwa seseorang yang memaksa dirinya untuk komitmen menjalankan dan menjaga ketaatan akan mendapatkan pahala dari Allah. Allah juga akan memberinya taufiq (bimbingan) dan memberinya petunjuk ke jalan yang lurus dengan izin-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya (yang artinya):

·         "Dan, orang-orang yang berusaha sungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan, sungguh Allah benar-benar menyertai orang-orang yang berbuat baik." [QS. Al-`Ankabût: 69];

·         "Dan, orang-orang yang mau menerima petunjuk Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaan mereka." [QS. Muhammad: 17]

Jadi, orang yang berusaha melawan hawa nafsunya untuk dapat melakukan ketaatan akan diberi pahala atas kesabarannya dalam menjalankan hal itu. Kemudian Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—akan memberinya taufiq dan menunjukkan kepadanya jalan yang mengantarkannya kepada ridha-Nya serta akan menambah hidayah baginya.

Permasalahan berusaha melawan nafsu ini termasuk masalah taufiq yang Allah berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara para hamba-Nya. Di antara dalilnya adalah bahwa ketika Rabî`ah ibnu Ka`b Al-Aslami—Semoga Allah meridhainya—berkata kepada Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam, "Aku meminta agar dapat menyertaimu di Surga," Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—menjawab, "Tolonglah aku agar engkau mendapatkan itu dengan cara banyak-banyak bersujud (mengerjakan shalat)." [HR. Muslim]. Banyak bersujud tentu saja membutuhkan ketabahan dan mujâhadah (perjuangan keras) melawan nafsu. Ketika ada misi yang begitu tinggi dan tekad yang demikian mulia di dalam diri shahabat ini, tentu saja jalan yang harus ia lalui untuk sampai kepada tujuannya mengandung banyak kesulitan dan terasa berat bagi dirinya, tetapi ujungnya adalah kedudukan yang sangat agung dan tinggi pula, yaitu menyertai Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—di Surga. Memang demikianlah adanya, setiap sesuatu yang dimulai dengan awal yang cemerlang pasti akan meraih akhir yang gemilang.

Semoga Allah memberkahi Anda dalam semangat dan perjuangan keras Anda.

Wallâhu a`lam.

www.islamweb.net