Islam Web

  1. Ramadhan
  2. Adab Kepada Diri Sendiri

Penampilan yang Menarik

Penampilan yang Menarik

Sudah tidak diragukan lagi bahwa mata menyukai pemandangan yang indah. Ketika mata terpaku pada sesuatu yang memukau, hati pun akan turut serta menyukainya.Jika penampilan luar yang indah diiringi pula dengan ucapan yang baik, tenang dalam bertindak, dikenal memiliki latar belakang yang baik di tengah masyarakat, sudah tentu sosok seperti ini akan dipandang oleh orang banyak sebagai orang baik dan beragama. Dan inilah yang kami maksud dengan penampilan yang menarik.

Syariat Islam yang suci ini telah memotivasi kita untuk menghiasi diri dengan penampilan yang menarik. Islam membolehkan seseorang untuk menghiasi tampilan fisiknya, namun dengan tidak berlebih-lebihan. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfiman (yang artinya): "Wahai anak cucu adam, pakailah pakaian kalian yang bagus setiap (memasuki) mesjid. Makanlah dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." [QS. Al-A'râf: 31]

RasulullahShallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Sesungguhnya perangai yang baik, penampilan yang baik, dan sifat sederhana adalah satu bagian dari 25 bagian (sifat) kenabian."

Diriwayatkan dari Auf ibnu Malik, bahwa ia berkata, "Aku pernah menemui RasulullahShallallâhu `alaihi wasallamdengan mengenakan pakaian usang. Melihat itu, beliau bersabda, "Apakah engkau memiliki harta?" Aku pun menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi, "Apa harta yang engkau miliki itu?" Aku menjawab, "Allah telah memberiku unta, kambing, kuda, dan hamba sahaya." Beliau pun bersabda, "Jika Allah memberimu harta, maka perlihatkanlah bekas nikmat dan karunia yang Allah berikan kepadamu itu."

Ketika RasulullahShallallâhu `alaihi wasallammelihat seorang laki-laki dengan tampang yang kusut dan rambut acak-acakan, beliau bersabda, "Apakah orang ini tidak memiliki sesuatu yang dapat merapikan rambutnya?"

Suatu ketika, beliau melihat seseorang yang mengenakan pakaian yang kotor, dan beliau pun bersabda, "Apakah orang ini tidak mempunyai air untuk mencuci bajunya?"

Dan pada konteks yang sama beliau juga bersabda, "Siapa yang memiliki rambut, hendaklah ia memuliakannya."

Ketika Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—melarang untuk berlaku sombong, sebagian orang menyangka bahwa memperhatikan penampilan fisik dan memakai pakaian yang rapi termasuk sifat sombong. Karena itu, Rasulullah pun menjelaskan hakikat yang sebenarnya, dan beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah Mahaindah dan mencintai keindahan. Sedangkan sombong adalah menolak kebenaran dan memandang rendah orang lain."

RasulullahShallallâhu `alaihi wasallamadalah orang yang paling baik akhlak, penampilan, dan kepribadiannya. Diriwayatkan dari Jabir ibnu Samurah—Semoga Allah meridhainya, ia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—pada suatu malam yang terang. Aku perhatikan beliau yang sedang mengenakan pakaian berwarna merah, dan kemudian aku perhatikan bulan. Sungguh, dalam pandanganku, beliau lebih indah daripada bulan itu."

Akhlak dan Perilaku yang Baik Adalah Bagian dari Penampilan yang Menarik

Sekedar menjaga penampilan luar tanpa memperhatikan sisi batin serta akhlak dan perilaku yang baik, hanya akan menjadi bencana bagi pelakunya. Oleh karena itu, orang-orang shalih menyerasikan antara keindahan penampilan dengan kebaikan dan keanggunan akhlak. Al-Maimûni—Semoga Allah merahmatinya—menceritakan tentang kepribadian Imam Ahmad ibnu Hambal—Semoga Allah merahmatinya, "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih bersih pakaiannya, lebih menjaga kumis, rambut kepala, dan rambut badannya, serta lebih putih bajunya daripada Ahmad ibnu Hambal."

Dari sisi yang lain, Imam Al-Mawardi juga memuji beliau dengan berkata, "Aku belum pernah melihat sebuah majelis yang lebih membuat orang-orang fakir merasa mulia duduk di dalamnya daripada majelis Abu Abdullah. Ia selalu memperhatikan mereka dan menjauh dari para pengejar dunia. Ia memiliki sifat santun dan tidak suka tergesa-gesa. Sangat tawadhuk, tenang, dan berwibawa. Jika ia duduk di majelisnya sesudah Ashar, ia tidak akan berbicara sampai ditanya. Jika ia keluar dari mesjid, ia tidak mendahului orang lain. Ia tetap duduk hingga majelis benar-benar selesai."

Ibnul Jauzi—Semoga Allah merahmatinya—berkata, "Kesempurnaan adalah sesuatu yang langka, dan hanya sedikit ditemukan orang yang sempurna. Faktor pertama dalam mewujudkan kesempurnaan adalah serasinya anggota tubuh dan indahnya bentuk batin. Bentuk fisik dinamakan khalq (penciptaan) dan bentuk batin dinamakan khuluq (akhlak). Yang menunjukkan seseorang memilki kesempurnaan bentuk lahiriah (fisik) adalah penampilan yang menarik dan adab yang baik. Sementara yang menandakan seseorang memilki keindahan batin adalah tabiat dan akhlak yang mulia. Bentuk tabiat itu adalah: pandai menjaga kehormatan, terjaga dari kebodohan, dan jauh dari keburukan. Sedangkan bentuk akhlak adalah: pemurah, itsar (mendahulukan orang lain), menutupi aib, mendahului berbuat baik, dan santun kepada orang yang bodoh."

Jika seorang hamba berhias dengan penampilan yang menarik, baik dari sisi lahir maupun batin, maka ia akan menjadi sosok panutan. Orang akan mendapatkan manfaat ketika melihatnya sebelum mendengar tutur katanya.

Ibnul Jauzi—Semoga Allah merahmatinya—berkata, "Segolongan generasi salaf mendatangi orang shalih untuk melihat penampilan dan akhlaknya, bukan untuk mengambil ilmunya. Karena hasil dari ilmunya adalah akhlak dan penampilan itu."

Ibnu Muflih—Semoga Allah merahmatinya—berkata, "Ada sekitar lima ribu lebih orang yang menghadiri majelis Imam Ahmad. Kurang dari lima ratus dari mereka yang menulis, sedangkan selebihnya belajar darinya tentang indahnya adab dan penampilan."

Para Salafusshalih Meniru Kepribadian Nabi

Karena Rasulullah adalah orang yang paling baik penampilannya dan akhlaknya, maka generasi salaf selalu berusaha meniru kepribadian beliau. Hudzaifah ibnul Yamân—Semoga Allah meridhainya—pernah berkata, "Sesungguhnya orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam hal ketenangan, penampilan, dan perilakunya adalah Abdullah ibnu Mas`ud, mulai semenjak ia keluar rumah sampai kembali lagi."

Ibunda `Aisyah—Semoga Allah meridhainya—pernah berkata, "Aku tidak pernah melihat ada orang yang lebih menyerupai kepribadian dan penampilan Nabi daripada Fatimah—Semoga Allah meridhainya, baik pada cara berdirinya maupun cara duduknya."

Jika demikian halnya, maka golongan yang paling pantas untuk berpenampilan menarik adalah para ahli ilmu, ahli Agama, dan orang-orang yang shalih. Hal ini akan kita bahas dalam judul lain pada makalah selanjutnya, Insyâallâh.

 

 

Artikel Terkait