Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Iman
  5. Takdir dan Ilmu Allah

Lubang-Lubang Paku Yang Membekas di Pagar

 Lubang-Lubang Paku Yang Membekas di Pagar

Alkisah, ada seorang anak yang sangat sukar dibujuk dan mudah marah. Suatu ketika, ayahnya memberikan kantong berisi paku seraya berkata kepadanya, "Setiap kali emosi dan kemarahanmu memuncak, atau setiap kali engkau berselisih dengan seseorang, tancapkanlah sebuah paku di kayu pagar itu."

Pada hari pertama, sang anak menancapkan 37 buah paku di pagar kebun itu. Minggu berikutnya, sang anak baru belajar bagaimana menahan emosi dalam dirinya, sehingga jumlah paku yang ditancapkannya di pagar semakin berkurang. Ia mengetahui bahwa ternyata menahan emosi jauh lebih mudah dibandingkan menancapkan paku-paku itu. Akhirnya, sampailah ia pada hari di mana tidak ada satu paku pun yang ia tancapkan di pagar kebun. Saat itulah, ia mendatangi ayahnya dan mengabarkan kepadanya bahwa ia tidak perlu lagi menancapkan paku di pagar itu.

Sang ayah berkata, "Sekarang, engkau harus mencabut satu paku di setiap hari yang engkau mampu mengendalikan emosimu di dalamnya."

Beberapa hari berlalu, sang anak berhasil mencabut semua paku-paku itu dan mengabarkannya kepada sang ayah. Lalu sang ayah menggandeng anaknya menuju pagar tersebut, sembari berkata, "Engkau telah melakukannya dengan baik. Tetapi coba lihatlah lubang-lubang yang membekas pada kayu itu, selamanya tidak akan bisa kembali seperti semula."

Ketika Anda berselisih paham atau bertengkar dengan seseorang dan mencercanya dengan kata-kata yang tidak baik, sesungguhnya Anda telah meninggalkan luka di dalam hatinya, persis seperti lubang-lubang pada kayu pagar itu.

Anda bisa saja menikam seseorang dengan sebilah senjata dan mencabutnya kembali, tetapi tusukan itu akan tetap meninggalkan bekas luka. Sehingga tidak penting berapa kali Anda meminta maaf kepadanya, karena luka itu masih ada. Luka yang disebabkan lidah sesungguhnya jauh lebih pedih daripada luka yang disebabkan oleh anggota tubuh yang lain.

Para sahabat dan teman adalah mutiara-mutiara yang mahal. Mereka adalah orang yang menggembirakan dan mendukung Anda. Mereka selalu siap mendengarkan cerita-cerita Anda setiap kali Anda memerlukannya. Mereka senantiasa ada di sisi Anda, membuka hati mereka untuk Anda. Karena itu, perlihatkanlah betapa Anda pun mencintai mereka.

Satu hal yang terpuji dalam persahabatan adalah mengenal dengan baik siapa sahabat yang bisa Anda titipkan rahasia dan bersedia menasihati Anda.

Beberapa Baris untuk Bahan Renungan

Dalam kondisi apa pun, baik Anda merasakannya penting atau pun tidak, bacalah kalimat-kalimat berikut ini, dan renungkanlah maknanya. Boleh jadi ia akan memberikan manfaat bagi kehidupan Anda:

- Berikanlah sesuatu kepada orang lain lebih banyak daripada yang mereka duga.

- Ketika Anda mengatakan kepada seseorang, "Aku mencintaimu", Anda harus benar-benar memahaminya.

- Ketika Anda mengatakan kepada seseorang, "Saya meminta maaf", pandanglah kedua matanya.

- Jangan pernah mempermainkan atau mengolok-ngolok mimpi-mimpi orang lain.

- Cintailah seseorang dengan jujur dan tulus.

- Jangan menjatuhkan vonis kepada orang lain hanya dengan berbekal apa yang Anda dengar tentang mereka.

- Bicaralah perlahan, tapi berpikirlah secara cepat.

- Jika seseorang mengajukan sebuah pertanyaan kepada Anda, dan Anda enggan menjawabnya, tersenyumlah dan tanyakan kepadanya, "Mengapa Anda ingin mengetahuinya."

- Ingatlah selalu. jalan menuju kesuksesan yang besar selalu dihiasi dengan resiko-resiko yang besar.

- Ketika Anda mengalami satu kerugian, Anda harus mengambil keuntungan dari kerugian itu.

- Hormati tiga hal: Hormati diri Anda, hormati orang lain, dan hormati perbuatan-perbuatan Anda, serta bertanggungjawablah atas apa yang Anda lakukan itu.

- Jangan biarkan kesalahpahaman sekecil apa pun menghancurkan persahabatan yang agung.

- Ketika sadar Anda telah melakukan kesalahan, segera perbaiki kesalahan itu.

- Tersenyumlah ketika menjawab telepon, sebab si penelepon akan merasakannya dari suara Anda.

- Bacalah yang tersirat. Ingatlah, bahwa kadang-kadang Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan. Tetapi mungkin saja Anda beruntung dengan terjadinya hal itu.

Artikel Terkait