Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. POKOK BAHASAN
  4. Islam
  5. Puasa

Ramadhan Batu Loncatan Menuju Kemenangan

Ramadhan Batu Loncatan Menuju Kemenangan

Oleh: Mahdi Ibnu Ali Qadhi

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Saat ini, umat Islam melalui masa-masa paling sulit dan paling genting yang pernah ada sepanjang sejarahnya. Seluruh individu Umat ini bertanggung jawab terhadap realita ini. Semua mesti segera berusaha keras membuat perubahan serta mengembalikan Umat kepada kemuliaannya dan posisinya yang semestinya di tengah umat lain, yaitu sebagai pemimpin bukan pengikut, terhormat bukan terhina. Umat yang menjaga setiap individunya—dengan izin Allah—dari tipu daya dan kejahatan musuh-musuh mereka.

Hal terpenting yang mesti dilakukan oleh Umat ini untuk memperbaiki kondisinya adalah membuat suatu loncatan kuat untuk kembali dengan sungguh kepada Allah serta bertobat dari seluruh dosa dan perkara yang tidak diridhai-Nya. Di samping itu, Umat ini juga harus berjuang melaksanakan sebuah kewajiban besar, yaitu kewajiban dakwah; menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, memberi pencerahan serta menunjuki orang yang melalaikan kebenaran. Inilah jalan yang akan mengantarkan Umat ini kembali meraih kejayaan, kekuatan, kemampuan berjihad, dan kemenangan dengan izin Allah. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya):

· "Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian." [QS. Muhammad: 7];

· "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." [QS. Ar-Semoga Allah meridhainya`d: 11]

Dalam sebuah hadits shahîh yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Jika kalian telah berjual beli dengan sistem jual beli 'Înah, sibuk mengikuti ekor-ekor sapi (untuk mengolah tanah pertanian), puas dengan berkebun, dan kalian tinggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan Dia hilangkan dari kalian sampai kalian kembali kepada Agama kalian."

Di sinilah peran saya dan Anda semua untuk memulai perjalanan dan loncatan penting ini.

Puasa Ramadhan merupakan sebuah kewajiban besar dan rukun Agama yang begitu penting. Hikmah asasi yang dikandungnya adalah mewujudkan tobat dan ketakwaan, menjauhkan diri dari apa yang tidak diridhai Allah, serta bersegera melakukan apa yang dicintai dan diperintahkan-Nya. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." [QS. Al-Baqarah: 183]

Takwa bisa diwujudkan dengan konsisten terhadap perintah dan kewajiban Agama. Di antaranya adalah kewajiban dakwah yang urgensi dan kewajibannya menjadi lebih besar pada zaman sekarang, saat Umat jauh dari Agama. Meninggalkan hal-hal yang diharamkan-Nya adalah salah satu perkara yang paling dicintai Allah pada bulan Ramadhan dan waktu-waktu lain, lebih penting dari menambah amal–amal sunnah. Dalam sebuah hadits Qudsi yang shahîh, Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—menyatakan bahwa Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada ibadah-ibadah fardhu yang Aku wajibkan kepadanya." [HR. Al-Bukhâri dan Ibnu Hibbân]

Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—juga bersabda, "Jauhilah perkara-perkara yang haram, niscaya engkau akan menjadi manusia yang paling 'âbid (banyak beribadah)." [HR. At-Tirmidzi. Menurut Al-Albâni: hasan]

Dalam sebuah atsar, Abdullah ibnu Umar—Semoga Allah meridhainya–berkata, "Menolak seperenam dirham yang berasal dari sumber yang haram lebih dicintai Allah daripada menafkahkan seratus ribu (dirham) di jalan Allah."

Saudaraku, jika Anda mengkaji hikmah puasa, lalu Anda perhatikan realita Umat dengan segala penderitaan, kehinaan, dan bahaya yang dihadapinya di seluruh jagad raya saat ini, saya yakin bahwa hati Anda yang bersih dan pikiran Anda yang cemerlang—dengan izin Allah—akan merasakan pentingnya, wajibnya, bahkan mestinya dilakukan gebrakan untuk mengubah nasib kita. Kita wajib bergerak memperbaiki serta mengingatkan orang-orang yang ada di sekitar kita agar keadaan kita menjadi baik, dan kita dapat meraih kemenangan di dunia dan Akhirat.

Saudaraku, jeritan saudara-saudara kita yang kehilangan orang tercinta, tangisan anak-anak yatim, penderitaan saudara-saudara kita yang terluka, teriakan mereka yang sedang disiksa, kesedihan mereka yang terlunta-lunta, dan penderitaan mereka yang dipenjara, semua itu menyeru Anda untuk melakukan perubahan dan gebrakan perubahan.

Di tengah kondisi umat yang penuh duka ini, mengapa Anda tidak menjadikan bulan Ramadhan mulia yang sedang kita lalui sebagai awal untuk berbuat baik dan melakukan perbaikan? Mengapa kita tidak menjadikan kesempatan ini untuk melakukan semua yang diridhai Allah, menelurkan semua kebaikan, serta apa saja yang dapat menolong Umat ini untuk kembali merengkuh kemuliaannya dalam berbagai dimensi kehidupan.

Saudaraku, mulailah dari sekarang dan jangan terlambat. Umur kita begitu pendek, sedangkan kenyataan yang kita hadapi demikian pahit. Umat menunggu pertolongan Anda, jangan pernah telantarkan mereka. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya):

· "Dan bertobatlah kalian semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung." [QS. An-Nûr: 31];

· "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar." [QS. At-Taubah: 119]

Ingatlah ganjaran besar yang disediakan untuk Anda karena menjalankan perintah Sang Pencipta dan karena kesungguhan Anda dalam menaati-Nya. Hadiahnya adalah Surga yang abadi, yang jarak antara satu tingkatnya dengan tingkat yang lain seperti jarak antara langit dan bumi. Allah—Subhânahu wata`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan mereka diseru: 'ltulah Surga yang diwariskan kepada kalian, disebabkan apa yang dahulu kalian kerjakan'." [QS. Al-A`râf: 43]

Langkah-Langkah Praktis untuk Melakukan Gebrakan dan Konsisten Menjalankannya

1. Carilah teman yang baik. Di antara bentuk teman yang baik adalah kaset-kaset bermanfaat yang Anda dengarkan di atas mobil ataupun rumah Anda;

2. Jauhilah teman yang tidak membantu Anda untuk istiqamah. Termasuk di dalamnya semua sarana memudahkan Anda untuk melakukan hal-hal yang tidak diridhai Allah Yang Maha Agung. Ingatlah firman-Nya (yang artinya): "Teman-teman akrab pada hari itu saling menjadi musuh satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." [QS. Az-Zukhruf: 67];

3. Sadarkan dan ingatkanlah diri Anda tentang realita Umat dengan segala penderitaannya, agar semangat Anda tidak melemah dan selalu terperbarui untuk berpegang teguh dan berjuang di jalan dakwah. Ingatlah bahwa jika Anda lalai berarti Anda telah menunda kemenangan Umat ini;

4. Berdoalah kepada Allah dengan gigih agar Dia menolong Anda untuk terus konsisten dalam kebenaran dan menjaga Anda dari tipu daya Syetan;

5. Ingatlah bahwa larut dalam kemewahan meskipun dengan barang halal, di tengah kondisi Umat saat ini, adalah sesuatu yang tidak pantas. Apalagi bersenang-senang dengan sesuatu yang haram dan tidak boleh secara Syariat;

6. Ingatlah selalu kehinaan dan pendeknya usia dunia serta cepatnya ia berlalu;

7. Ingatlah akan dekatnya kematian dari kita, betapa ia datang secara tiba-tiba. Ingatlah kubur dan apa yang ada di dalamnya, Surga dan keagungan nikmatnya, serta Neraka dan kedahsyatan azabnya;

8. Terakhir, saudaraku yang mencari rahmat dan karunia Allah serta mendamba derajat yang tinggi, ingatlah bahwa di antara tanda diterimanya amalan Anda pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya adalah bahwa pada bulan itu dan masa-masa setelahnya, kondisi Anda menjadi lebih baik, bertobat, kembali kepada Allah, bersungguh-sungguh melakukan berbagai kebaikan, serta jauh dari segala keburukan.

Artikel Terkait